Minggu, 29 November 2009

Charles Babbage, Penggagas Mesin Komputer Pertama.

Charles Babbage (lahir 26 Desember 1791 dan meninggal 18 Oktober 1871 pada umur 79 tahun) merupakan matematikawan dari Inggris yang pertama kali mengemukakan gagasan tentang komputer yang dapat diprogram. Sebagian dari mesin yang dikembangkannya meski tidak selesai, kini dapat dilihat di Musium Sains London.

Pada tahun 1991, dengan menggunakan rencana asli dari Babbage, sebuah mesin diferensial dikembangkan dan mesin ini dapat berfungsi secara sempurna, yang membuktikan bahwa gagasan Babbage tentang mesin ini memang dapat diimplementasikan.


Charles Babbage lahir di Inggris, kemungkinan besar di jalan Crosby Row 44, Walworth Road, London. Ada beberapa pendapat tentang tanggal kelahiran Babbage. Obituari yang dimuat dalam harian The Times menyebutkan kelahirannya pada tanggal 26 Desember 1792. Namun beberapa hari kemudian seorang keponakan Babbage menulis bahwa Babbage sebenarnya dilahirkan setahun sebelumnya, pada 1791.

Pada masa itu, perhitungan dengan menggunakan tabel matematika sering mengalami kesalahan. Babbage ingin mengembangkan cara melakukan perhitungan secara mekanik, sehingga dapat mengurangi kesalahan perhitungan yang sering dilakukan oleh manusia. Saat itu, Babbage mendapat inspirasi dari perkembangan mesin hitung yang dikerjakan oleh Wilhelm Schickard, Blaise Pascal, dan Gottfried Leibniz.

Gagasan awal tentang mesin Babbage ditulis dalam bentuk surat yang ditulisnya kepada Sir Humphrey Davy pada tahun 1822.


sumber, http://www.ceritakecil.com/tokoh-ilmuwan-dan-penemu/Charles-Babbage-33.

piri reis, pembuat peta dunia pertama

SIAPA penemu benua Amerika? Jawabannya tentu saja Christopher Columbus. Para siswa dan guru sudah sangat mengenal pelaut dan pedagang dari Spanyol ini sebagai orang yang pertama kali menemukan benua Amerika. Namun apakah benar demikian? Ternyata tidak.

Para sejarawan berhasil mengumpulkan berbagai catatan sejarah dan penemuan yang mengungkap fakta bahwa telah banyak orang yang mendatangi benua Paman Sam ini. Bahkan, tidak sedikit sejarawan yang dapat membuktikan bahwa para pelaut China-lah yang pertama kali menjejakan kakinya di Amerika pada abad ke-11.

Terlepas dari bukti-bukti dan perdebatan yang berkepanjangan itu, pernahkah terlintas dalam benak Anda bagaimana cara mereka bisa bepergian dan menyeberangi lautan untuk mencari dunia baru ini? Jawabannya adalah peta dan penunjuk arah. Dan tahukah Anda untuk pertama kalinya peta dunia terlengkap dibuat oleh Laksamana Piri Reis dari armada perang Kekalifahan Turki Usmani (Kerajaan Ottoman) pada tahun 1513.

Kisah peta Piri Reis berawal dari sebuah sudut ruangan di Istana Topkapi, Istanbul, Turki. Pada tahun 1929 secara tidak sengaja ditemukan sebuah mahakarya yang dituangkan dalam selembar kulit rusa berukuran 90 x 65 cm. Sebuah peta yang mencengangkan dunia kartografi modern. Peta kuno ini telah mengundang decak kagum para peneliti dan sejarawan modern. Betapa tidak, peta tersebut benar-benar digambarkan dengan lengkap dan cukup detail. Bahkan hasil perbandingan pemotretan dengan satelit pun memiliki bentuk yang sangat mirip.

Analisis karbon menunjukkan peta ini benar-benar dibuat tahun 1513 oleh seorang admiral Turki bernama Piri Reis. Lalu siapakah sebenarnya Piri Reis itu?

Piri Reis lahir di Gallipoli, daerah Pantai Aegea, Turki. Ia hidup antara tahun 877-961 Hijriah atau 1465-1554 Masehi, dengan nama lengkap Hadji Muhiddin Piri Ibnu Hadji Mehmet. Piri kecil menghabiskan masa kanak-kanaknya hingga remaja bersama pamannya Kemal Reis, seorang pelaut terkenal di masa Kekalifahan Turki Utsmani. Pamannyalah yang mendorong Piri mencintai laut, pelayaran dan kartografi (ilmu pembuatan peta).

Akhirnya, Piri Reis memantapkan tekadnya untuk mengikuti jejak sang paman menjadi pelaut, navigator dan kartografer terkemuka di abad 16 dan dipercaya sebagai laksamana armada perang Kerajaan Ottoman di masa Raja Sulaeman II. Laksamana Piri Reis dikenal dunia karena mewariskan peta dunia pertama yang paling lengkap, yang sekaligus meninggalkan banyak misteri yang belum terpecahkan hingga sekarang.

Bagaimana Piri Reis menggambar peta dunia dengan sangat akurat, masih menjadi bagian dari teka-teki di abad ini. Namun, Piri Reis mengakui peta tersebut dibuat secara manual dengan menggabungkan dan menyamakan skala beberapa peta di seluruh dunia yang ada pada saat itu ditambah rekaman perjalanan Piri sendiri ke beberapa tempat di dunia dalam rangka mengemban tugasnya sebagai laksamana armada perang Kerajaan Turki Utsmani. Ia menyebutkan menggunakan 34 sumber yang berbeda, antara lain sebanyak 20 peta berasal dari zaman Iskandar yang Agung (Alexander the Great), 8 peta karya ahli geografi Muslim, 4 peta Portugis dan 1 peta hasil karya Columbus.

Pada tahun 1513, peta-peta itu kemudian diringkas menjadi satu peta dunia versi Piri Reis. ”Di abad ini (saat Piri hidup), tak ada peta seperti peta ini sebelumnya, dibuat dengan cara menggabungkan keseluruhan peta menjadi satu skala. Saling melengkapi dan saling mengkoreksi satu sama lain. Maka hadirlah peta yang benar dan yang dapat dipercaya,” demikian pengakuan Piri Reis.

Selain handal membuat peta, Piri Reis juga menulis sebuah buku navigasi, Kitab-i Bahriye (Book of Navigation) yang mulai ditulisnya tahun 1511 sepeninggal pamannya Kemal Reis. Kitab-i Bahriye adalah salah satu buku navigasi paling terkenal sebelum zaman modern. Buku ini berisi informasi rinci mengenai pelabuhan-pelabuhan penting dunia, teluk, gua, tanjung, pulau, selat dan lokasi ideal untuk perlindungan di Laut Tengah, juga teknik-teknik navigasi, dan astronomi kelautan.

Kitab yang dibuat antara 1511 hingga 1521 ini beberapa kali direvisi. Sejumlah informasi ditambahkan pada buku ini, seperti jenis-jenis badai, teknik menggunakan kompas, tabel dan peta, rincian garis pantai dan pelabuhan, metode menemukan arah menggunakan bintang, karakteristik utama samudra dan pulau-pulau di sekitarnya. Hasil karya Piri yang satu ini banyak menyumbang pada penjelajahan yang dilakukan Christopher Columbus, Vasco da Gama dan pelaut lainnya dalam mencari jalan ke India dan Asia lainnya.

Pada 1524 dan 1525 Kitab-i Bahriye oleh Piri Reis dipersembahkan sebagai hadiah kepada sang penguasa Kekaisaran Ottoman saat itu, Sultan Sulaiman II yang berjuluk Sulaiman AlQanun. Salinan Kitab-i Bahriye kini tersimpan di banyak perpustakaan dan museum di seluruh dunia.

Kontroversi
Sejak pertama kalinya ditemukan, peta Piri Reis telah mengundang banyak kontroversi karena keakuratan datanya, dan yang menakjubkan adalah mampu memetakan kawasan-kawasan asing dan misterius di masanya.

Potongan yang tersisa dari peta dunia ini secara umum menggambarkan Pantai Barat Afrika, Pantai Timur Amerika Selatan dan garis pantai utara Antartika dengan tingkat detail yang tinggi, bahkan Piri pun menambahkan ekologi dan kebudayaan pada tempat-tempat tersebut.

Beberapa fakta yang cukup mengejutkan dari peta Piri Reis di antaranya:

-Perbandingan jarak antara Pantai Timur Amerika Selatan dan Pantai Barat Afrika pada peta sama dengan peta modern saat ini.

-Benua Antartika yang baru ditemukan pada tahun 1818 dan baru dieksplorasi di abad ke-20, telah berhasil digambarkan pada peta Piri, 300 tahun sebelum ditemukan, bahkan digambarkan sebagai ”daratan yang memiliki tumbuhan.”

-Pada peta itu pula digambarkan Pulau Aegea masih di berada atas permukaan laut. Hal ini bertentangan dengan pendapat para ahli bahwa Pulau Aegea berada di bawah permukaan air sejak akhir zaman es, 4000 tahun SM.

-Greenland digambarkan sebagai dua pulau yang berbeda.

-Di peta itu, Selat Behring menunjukkan hubungan antara Asia dan Amerika.

-Ada glasier besar menutupi Inggris dan Skotlandia.

-Delta sungai tampak lebih pendek.

Dengan fakta-fakta yang mencengangkan itu berbagai teori pun bermunculan. Banyak kalangan beranggapan peta Piri Reis dibuat oleh kebudayaan yang jauh lebih maju, kebudayaan Benua Atlantis misalnya, bahkan ada yang mengaitkan peta Piri Reis dengan keberadaan UFO atau alien. (dari berbagai sumber)***


sumber= dedesuhaya.blogspot.com



makalah akuntansi islam:persepsi akuntan islam dan calon akuntan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pendidikan akuntan, mahasiswa akuntansi yang telah diambil / yang telah mengambil subjek Ekonomi Islam, dan yang tidak diambil subjek menuju tujuan dan karakteristik akuntansi Islam. Ujian telah diterapkan pada data dari kuesioner yang diberikan kepada 160 responden yang terdiri dari 41 pendidikan akuntan, 70 mahasiswa akuntansi yang telah diambil / yang telah mengambil subjek Akuntansi Islam, akuntansi dan 49 siswa yang belum diambil subjek. Mereka datang dari perguruan tinggi di Yogyakarta dan Surakarta baik di universitas negeri atau swasta ones. Variabel dalam penelitian terdiri dari karakteristik kegiatan usaha Islam, tujuan akuntansi Islam, user akuntansi Islam, dan karakteristik akuntansi Islam, seperti pada Yaya dan Hameed `s (2004) penelitian.

Teknik yang digunakan untuk menguji hipotesa adalah salah satu contoh-t-tes, satu sampel kolmogrov Smirnov tes, yang chi-square test dari frekuensi, dan independen t-test. Berdasarkan uji statistik dilakukan, penelitian ini menemukan bahwa pendidikan akuntan; yang mahasiswa akuntansi yang telah diambil / yang telah mengambil Islam Akuntansi subyek, dan yang tidak diambil subjek, ada konsensus yang kuat terhadap beberapa prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan akuntansi Islam. Selain itu, dari independen t-tes itu ditemukan bahwa tidak ada perbedaan persepsi antara akuntan pendidikan dan murid-murid yang telah diambil / yang telah mengambil subjek Accounting Islam, dan tidak ada perbedaan persepsi antara siswa yang telah diambil / yang telah mengambil subjek dan siswa yang belum diambil itu menuju tujuan dan karakteristik akuntansi Islam.


Sumber : Simposium Nasional Akuntansi X, Universitas Hasanudin